Banyu Biru’s Citizen Journalism

Bukan Kecepatan Langkah Melainkan Ketepatan Arah

Archive for the ‘Uncategorized’ Category

MK Tolak Capres Independen

leave a comment »

Akhirnya keputusan mengenai calon presiden dari kalangan independent baru mendapat kepastian dari Mahkamah Konstitusi (MK). Calon presiden yang akan diusungkan untuk pemilu 2009 harus berasal dari partai atau gabungan dari partai.

Ketua MK Mahfud MD menolak seluruh permohonan yang sebelumnya banyak digugak yaitu pada pasal 1 angka 4, pasal 8, pasal 9, dan pasal 13 ayat (1) UU No 42/2008 tentang PIlpres dan Wakil Presiden. Keputusan ini akan menimbulkan kekecewaan bagi para pemohon terutama mereka yang akan mencalonkan diri sebagai capres independen.

MK masih bersihkukuh bahwa capres da cawapres harus sejalan dengan aturan pada Pasal 6A ayat (2) UUD 1945. Pasal-pasal tersebut juga telah dinilai tidak diskriminatif karena siapa saja yang memenuhi persyaratan dalam UU 42/2008 dapat menjadi capres dan cawapres tanpa harus menjdai pengurus partai atau gabungan partai politik.

Seharusnya aspirasi yang hidup sangat perlu mendapat “saluran” yaitu dengan menafsirkan Pasal 6A ayat (2) UUD 1945 yang mengesampingkan pasal-pasal UUD lain seperti pasal 28, 28C, pasal 28D ayat (3) dan pasal 28I ayat(2)

Dengan keputusan MK ini, praktis memupuskan harapan bagi calon independen seperti Fajroel Rachman, Rizal Malarangeng yang sebelumnya telah mengukuhkan kesiapannya sebagai capres independen. Namun capres muda tersebut sebenarnya masih punya kesempatan untuk tetapa menjadi capres 2009 tanpa harus menunggu pemili 2014 karena konvensi dari beberapa parpol pun belum menentukan calonnya yang pasti. Kerancuan penafsiran pasal-pasal tersbeut menunjukkan cara berpikir yang tidak logis dari paham konstitusionalisme dalam kehidupan bernegara.

Pemerintah dengan ini membedakan pemerintahan daerah dengan pemilihan umum sehingga calon perseorangan yang diperbolehkan pada pemilihan kepala daerah tidak bisa diberlakukan dalam pilpres. Seharusnya tidak ada alasan mendasar untuk membedakan keterpilihan (electability) presiden sebagai pimpinan eksekutif nasional dengan kepala daerah sebagai pimpinan eksekutif lokal

PKS mungkin dapat dijadikan alternatif bagi para capres independen yang sebelumnya beritikat untuk bersaing pada pemilu 2009 ini. Isu presiden dari kalangan muda yang bersemangat dan bukan didominasi oleh wajah-wajah lama adalah sebuah harapan baru.

Namun semua itu akan bergantung pada konstelasi politik yang kian membabi buta bererapa bulan ke depan. Oleh karena itu dibutuhkan sikap yang legowo bagi capres independen untuk menerima keputusan MK. Toh untuk melakukan perubahan da mengabdi bagi bangsa dan Negara tidak harus ditransformasikan lewat sistem pemerintahan formal.

Akan lebih baik jika mereka para pemuda yang gigih dapat member inspirasi bagi yang tua agar sadar bahwa Negara ini butuh nahkoda dan manajemen perubahan yang total. Terlebih lagi bagi mereka yang berada di elite partai harus bisa mendahulukan aspirasi bangsa daripada kepartaiannya.

Written by Ekak Hardianto

18 Februari 2009 at 02:58

Ditulis dalam Uncategorized

Berburu Konglomerat ala Selebriti, jadi tren-kah?

leave a comment »

Salmahayek&PinaultAda-ada aja polah para selebriti di jagat industry hiburan. Pasalnya para pesohor tersebut terutama wanitanya lagi menggandrungi tren baru yaitu berburu pria kaya sebagai pendamping hidupnya. Tak ayal jika mereka lebih suka memilih pria di luar industry mereka yaitu para pengusaha tajir.

Tidak hanya di Indonesia, namun selebriti Hollywood pun juga giat sekali mengikuti tren ini. Siapa sajakah mereka?
Bintang film sekaligus model Catherine Wilson contohnya, ia lagi banyak diperbincangkan di ruang dengar selebriti karena kedekatan menjalin hubungan dengan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Suharto. Wah siapa juga yang mau menolak kalau sang kekasih tajir dan salah satu tokoh yang berpengaruh.

Begitujuga puin  di Hollywood, seperti Salma Hayek yang diberitakan telah menikah dengan konglomerat asal Prancis, Francois-Henri Pinault. Baru saja mereka melangsungkan pernikahan pada hari valentine lalu (14/2). Siapapun pasti mengenal bahwa Pinault adalah pengusaha papan atas di Prancis pemilik perusahaan ritel bernama PPR dan Fnac.  PPR sendiri memegang merek ternama, Gucci,Yves Saint Laurent, Balenciaga dan Puma.

Lain lagi cerita dari mantan personel Spice Girl, Gerri Halliwell yang hanya dalam waktu satu bulan mendapatkan cinta pengusaha kapal asal Italia, Fabrizio Politi. Semenatra itu Uma Thurman yang manatan istri Ethan Hawke lebih memilih pengusaha Swiss, Arpad Busson sebagai pendamping hidupnya yang baru.

Weleh-weleh, begitulah cinta. Cinta memang buta. Atua bahkan cinta telah membunuhnya. Siapa yang tahu maksud para pesohor tersebut untuk menikah dnega parea pengusaha kaya yang berasal dari Negara yang berbeda. Dari sudut sang pengusahany amungkin juga tren bahwa beristrikan selebriti dunia akan tambah menaikkan popularitas mereka di dunia bisnis.

Tetapi yang membuat kita mengerutkan dahi adalah bahwa, budaya dan perbedaan sekalipun tidak mereka hiraukan. Bayangkan saya Zhang Zi Yi, aktris asal Cina yang akan menikah dnegan jutawan asal Israel, Aviv Nevo. Perbedaan prinsip membuat mereka membenarkan nilai-nilai dari norma yang ada. Namun yang patut dikasihi adalah Anne Hathaway yang justru kena tipu dengan pria Italia, Rafaleo Folliener

Written by Ekak Hardianto

18 Februari 2009 at 02:07

Ditulis dalam Uncategorized

Merindukan Meutia Hafid sebagai TV Anchor

leave a comment »

Presenter yang keren, memesona, cerdas dan selalu tampil penuh percaya diri itu telah berpamitan karena ingin membuka ’ladang baru’ di ranah politik. Ya Meutya Hafid, kini beralih profesi menjadi politisi.

Sang kekasih yang menjadi pujaan, seorang presenter keren, cerdas, regal, dan selalu tampil beda serta pemberani telah berpamitan sejak akhir tahun lalu tepatnya bulan Oktober 2008. Ya Meutia Hafid, kini tidak akan muncul di layar kaca lagi dan menemukan ladang baru di dunia politisi.

Keputusannya untuk menjadi calon anggota legislatif DPR-RI dari partai Golkar di daerah pemilihan Sumatera Utara I nomor urut 2, membuat kecewa bagi sebagian besar penggemarnya. Tapi keputusan tersebut cukup cerdas sebagai sebuah pilihan jalan hidup.

Dari segi materi mungkin dia paling pas dan memenuhi syarat untuk menjadi wakil rakyat. Kepandaian dan keberaniannya yang tertuang dalam dunia jurnalistik sudah bukti kuat bahwa dia adalah sosok yang altruis.

Dia wanita yang membumi, intelek, penuh keyakinan serta berpengalaman luar biasa. Bahkan selama mejadi sandera oleh mujahidin Irak tahun 2005 pun ia akhirnya meraih Australian Journalism Award.

Namun yang namanya pengagum tetaplah pengagum. Saya dan mungkin banyak orang di belahan tempat Indonesia sangat merindukan sosok regal nan ariostokratik seperti dia sebagai TV Anchor.

Terhitung di Indonesia sangat sedikit sekali TV Anchor yang cukup dapat mencuri mata public selain darti kepiawaiannya menganalisis sebuah berita namun juga kecerdasannya dalam memainkan informasi.

Sebut saja Desi Anwar yang telah mempelopori sebagai wanita TV anchor pertama yang begitu dikenal publik. Kemudian di era baru disusul Rosiana Silalahi, Ira Kusno, dan termasuk Meutia Hafid. Semuanya hamper mempunyai karakter dan kekuatan yang unggul.

Satu hal yang sangat membuat rasa rindu ini kepadanya ketika seorang Hafid dalam Today’s Dialog dapat piawai mengorek informasi ekslusif dari narasumber. Kepiawaiannya itu sebenarnnya tidak sepadan sebagai ukuran sang politisi yang notabenenya harus banyak memberikan pernyatan diplomatis, yang ambigu, serta tidak tunjuk poin yang bisa memicu konflik.

Dia akan berevolusi menjadi assetnya Partai Golkar. Namun jangan sampai ia terjebak dalam dunia gelap sehingga ikut-ikutan seperti pendahulunya kini.
Kita yakin bahwa memang karena pengetahuan dan keyakinanya itulah yang merupakan beban sekaligus dorongan baginya bahwa sudah saatnya merubah melalui sistem, bukan lagi menyuarakan dari luar sistem.

Namun tantangan masih menrpa dia jika partai phon beringin tersebut belum cukup dapat memperoleh suara yang signifikan. Hal ini juga dibuktikan dengan menurunya bahkan kalahnya wakil Golkar di pilkada di kebanyakan tempat.

Jadi, rasanya sangat sukar bagi Hafid untuk bersaing dengan para caleg Golkar lainnya yang sudah karatan dan malang melintang di lahan becek dan kering.

Tetapi Meutia sudah memilih. Maka kita sebagai penggagum pun akanselalu mendukung dan menghargai apa yang akan menjadi jalan hidupnya. Akhirnya semoga pilihannya itu benar-benar mejadi yang terbaik baginya.

Written by Ekak Hardianto

17 Februari 2009 at 10:08

Ditulis dalam Uncategorized

Kiat Sukses Caleg dengan (Tangan)

leave a comment »

Ternyata jika ditilik kiat sukses caleg tidak cukup dengan dua tangannya. Ada lebih dari dua tangan lain yang menjadi ajian dalam membuka jalan sukses berada di kursi legislatif. Setidaknya kiat sukses tersebut bergantung pada lima tangan.

Lima tangan yang dimaksud adalah 1. Turun Tangan, 2. Buah Tangan, 3. Kaki Tangan, 4. Retak Tangan, serta 5. Tanda Tangan. Dengan kelima tangan itu minimal seorang caleg akan melenggang ke kursi dewan rakyat.

Agar dikenal rakyat maka sang caleg harus turun gunung atau Turun Tangan bertemu langsug dengan rakyat. Jaman sekarang rakyat tidak mau lagi dibodohi atau mau menjadi korban praktik kucing dalam karung.

Akibat turun tangan tersebut maka setidaknya caleg harus membawa buah tangan untuk dijadikan oleh-oleh kepada rakyat. Pastinya buah tangan tersebut tidak diharapkan berupa kenang-kenangan tapi lebih baik berwujud benda yang rapih tersimpan dalam amplop. Hmmm…

Selanjutnya agar kampanye pada calom pemilih berjalan tertib, sudah pasti dibutuhkan Kaki Tangan. Merekalah yang berguna sebagai kepanjangan tangan kita dalam menyuarakan pesona caleg lewat kartu nama, spanduk, kaos, kalender dan sebagainya.

Tapi perlu diwaspadai bahwa dari kepanjangan tangan tersebut banyak yang menyalahgunakan. Karena para kader yang punya udang dibalik bakwan pasti mengharapkan kucuran dana dari caleg.

Akhirnya para caleg dikejar si Jamila (Jatuh Miskin Lagi). Karena godaan legislatif membuat mengahalalkan segala cara. Kalau lolos sih Alhamdulillah, tapi kalau bangkrut dan dikejar-kejar penagih utang, maka dukun pun beraksi.

Namun yang paling penting dari semua tangan tersebut kalau tidak ada Suratan Tangan semuanya menjadi sia-sia. Karenanya, sang caleg lebih baik berjalan pada rel yang lurus. Banyak berdoa dan tahajjud, serta banyak berdoa agar terhindar dari rumput muda tetangga dan juga para janda atau ABG.

Nah, jika semua itu berjalan mulus bukan karena fulus, maka selanjutnya tinggal menuggu Tanda Tangan dari KPU. Puncaknya akan menerima Tepuk Tangan waktu dilantik di gedung dewan.

Written by Ekak Hardianto

17 Februari 2009 at 10:03

Ditulis dalam Uncategorized

Hello world!

with one comment

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Written by Ekak Hardianto

17 Februari 2009 at 09:24

Ditulis dalam Uncategorized